GEDONGTATAAN – Pemerintah Kabupaten Pesawaran melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) dan Dinas Kesehatan setempat melaksanakan kegiatan pertemuan Pemetaan Dan Analisis Situasi Program Stunting Bersama Lintas Program Dan Lintas Sekto di Kabupaten Pesawaran.
Menurut Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Plh. Sekretaris Daerah Pesawaran, Syukur bahwa stunting di Kabupaten Pesawaran menjadi salah satu fokus program dibidang kesehatan untuk mengantisipasi kondisi Gizi kronis yang mengakibatkan anak tumbuh dengan kondisi yang tidak maksimal.
Untuk mewujudkan hal tersebut, baik Dinas Kesehatan yang membidangi segala permasalahan kesehatan di tengah masyarakat, maupun kepedulian orang tua serta pengetahuan yang memadai harus terus diupayakan bersama.
“Penurunan stunting bukan tangungjawab dinas kesehatan saja akan tetapi melainkan tanggungjawab kita bersama, seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Pesawaran untuk bergerak Bersama-sama menurunkan angka stunting demi generasi mendatang yang lebih baik,” ujarnya, kemarin.
Namun, dikatakan Bupati, patut disyukuri bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Pesawaran terus mengalami penurunan, tahun 2019: 13,14%, tahun 2020: 4,3% dan tahun 2021: 3,5%. Pencegahan stunting di lakukan melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
Dimana menurutnya ada tiga komponen utama yang harus diintervensi secara proaktif untuk memerangi stunting, yaitu perbaikan pola makan, dimana anak-anak mengalami keterbatasan akses makanan dari sisi jumlah, makanan anak-anak tidak bervariasi, sehingga menyebabkan anak kekurangan gizi.
“Perbaikan pola Asuh dengan membiasakan anak mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi dari kecil, memberikan perhatian penuh pada perkembangan anak serta aspek sanitasi dan air bersih,” jelasnya.
Hal ini, lanjutnya, menjadi perhatian bersama dengan pemerintah daerah untuk dapat menyediakan air bersih di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Pesawaran. Untuk itu, diharapkan seluruh stakeholder untuk bergerak dan bersinergi bersama membangun kolaburasi dalam mencegah stunting secara dini, dengan demikian maka kita dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten Pesawaran.
Apalagi, stunting sebagai akibat kekurangan gizi pada 8000 HPK bersifat permanen dan sulit di perbaiki. Tidak satupun penelitian yang mengatakan keturunan memegang faktor yang lebih penting dari gizi dalam hal pertumbuhan fisik anak. Masyarakat umumnya menganggap pertumbuhan fisik sepenuhnya dipengaruhi faktor keturunan. Pemahaman keliru itu kerap menghambat sosialisasi pencegahan stunting yang semestinya dilakukan dengan upaya mencukupi kebutuhan gizi sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
“Dimulai dari pemenuhan gizi yang baik pada 8000 HPK pada anak, hingga menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. Intervensi sensitif oleh lintas sektor terkait dengan target yang akan dicapai yakni tumbuh kembang anak yang maksimal yang memiliki kemampuan emosional, sosial, fisik siap untuk belajar, berinovasi dan berkompetisi,” terangnya.
Pemerintah daerah Kabupaten Pesawaran, tambahnya, sangat mendukung kegiatan program penurunan stunting dan saya berharap kepada seluruh peserta agar dapat bersama-sama saling membantu dan mendukung pelaksanaan Konvergensi stunting untuk tahun yang akan datang lebih maksimal lagi sehingga upaya pencegahan dan penurunan stunting dapat berhasil baik di Kabupaten Pesawaran Bumi Andan Jejama.
“Untuk itu, saya ucapkan selamat mengikuti kegiatan pertemuan pemetaan dan analisis situasi program stunting bersama lintas program dan lintas sektor di Kabupaten Pesawaran pada hari ini. Semoga dapat menghasilkan kesepakatan dalam melakukan pemetaan untuk menentukan Desa loaksi fokus stunting tahun 2023 di Kabupaten Pesawaran,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas P3AP2KB, Maysuri didampingi Kepala Dinas Kesehatan Pesawaran, Media Apriliana menyampaikan bahwa Analisis situasi program pencegahan dan penurunan stunting adalah proses untuk mengidentifikasi sebaran prevalensi stunting dalam wilayah kabupaten/kota, situasi ketersediaan program, dan praktek manajemen layanan.
Analisis ketersediaan program dan manajemen layanan di lakukan untuk mengidentifikasi program kegiatan pokok seperti kesehatan ibu dan anak, program perbaikan gizi masyarakat, program air minum dan sanitasi, pendidikan anak usia dini dan perlindungan sosial yang pendanaannnya dapat bersumber dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten / Kota termasuk DAK, APBDes termasuk dana desa. Dalam rencana strategis kementrian kesehatan di sebutkan bahwa salah satu prioritas pembangunan kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat (terutama stunting).
“Arah kebijakan gizi masyarakat adalah peningkatan surveilens gizi termasuk pemantauan pertumbuhan, peningkatan promosi prilaku masyarakat tentang kesehatan dan gizi, peningkatan akses mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi, peningkatan peran serta masyarakat dalam perbaikan gizi, penguatan pelaksanaan dan pengawasan regulasi dan standar gizi, penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi gizi sensitif dan gizi spesifik,” pungkasnya. (Red)